Lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit yang disebabkan gangguan antibodi di mana autoimun menyerang jaringan tubuh sendiri. Antibodi pada dasarnya memiliki tugas melindungi tubuh dari serangan virus, kuman dan bakteri. Namun jika berlebih, fungsi-fungsi tersebut tak lagi berguna bahkan dapat membahayakan diri sendiri. Tanda yang kentara pada penderita lupus adalah ruam-ruam merah yang muncul di hidung membentang ke pipi. Tidak hanya di wajah saja, ruam-ruam tersebut juga bisa muncul di anggota tubuh lainnya.
Tidak sedikit orang yang kurang mengerti akan penyakit ini dan mengganggapnya adalah penyakit langka. Hal tersebut tidaklah benar, faktanya di Indonesia ada 12.886 Odapus (penderita lupus) pada tahun 2002, dan di tahun 2013 penyakit ini terus meningkat hingga mencapai angga 13 ribu Odapus. Penyakit yang dalam bahasa latin berarti anjing ini sudah ada sejak beberapa abad yang lalu.
Penyakit ini tak kalah bahayanya dengan penyakit kanker, jantung bahkan HIV, jika terlambat terdeteksi maka akibatnya amat vital atau bisa mengakibatkan kematian. Lupus bisa menjalar ke organ lain dalam tubuh seperti paru-paru, hati, ginjal, mata, sendi, kulit ataupun darah. 50% dari penderita lupus mengalami peradangan ginjal yang menetap, sehingga penderita memerlukan pencangkokan ginjal.
Penyakit yang disebut dengan serigala karena sifatnya seperti penipu ini kerap kali mengecoh para dokter ketika dilakukan diagnosa. Hal ini karena lupus memiliki gejala yang serupa dengan penyakit lainnya seperti nyeri sendi, sariawan yang tak kunjung sembuh, sensitif terhadap matahari, kerontokan pada rambut, cepat merasa lelah, rasa nyeri, anemia, gangguan ginjal ataupun sakit kepala.
Lupus bisa berpengaruh terhadap syaraf seseorang, syaraf akan rusak akibat terserang oleh antibodi sehingga si penderita mengalami kerusakan fungsi kognitif, kesemutan di seluruh tubuh, sering merasa cemas dan rasa nyeri di sekitar paha, kaki dan tangan. Ciri yang pasti pada seorang Odapus (penderita lupus) adalah tingkat kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan orang normal yang tak menderita lupus.
Penyakit ini disebabkan oleh faktor hormonal, genetika, gaya hidup dan lingkungan. Selain itu ada beberapa faktor penyebabnya yakni terlalu lama kontak langsung dengan sinar ultraviolet, stress, dan obat-obatan tertentu. Seseorang terkena lupus melalui dua cara, yakni pertama antibodi menyerang sel tubuh, kemudian antibodi bergabung bersama zat pembuat antibodi sehingga menimbulkan peradangan yang berkepanjangan sehingga mengganggu organ tubuh lainnya.
Odapus biasanya didominasi oleh wanita, tetapi para lelaki dan anak-anak juga beresiko terserang penyakit berbahaya ini. Sekali terserang, penyakit ini akan terus ada. Tetapi gejala-gejalanya tetap bisa ditekan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan berpikiran tenang sehingga jauh dari stress, serta rutin meminum obat-obat yang diberikan dokter. Dengan demikian, Anda bisa membuat penyakit ini tidak kembali kambuh dan bisa menjalani hari seperti orang-orang normal lainnya.
Jika Anda mengalami beberapa gejala-gejala lupus, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam, hal ini mengingat sulitnya mengenali penyakit lupus karena tidak ada gejala yang khusus.